Selasa, 04 Februari 2014



Kau hanya boleh makan sedikit saja makanan yang paling kau sukai

Saya biasa menikmati makanan yang digoreng matang seperti okra (semacam kacang), terong, kentang dan bunga kol, dimasukkan dalam tepung chana (basan) lalu digoreng sampai  matang.  Hidangan ini disebut pakora. Biasanya saya makan pakora di sore hari dengan nasi sereal (murhie), namun jika tersedia, saya tidak keberatan makan pakora dua tiga kali sehari. Hal ini kadang-kadang menimbulkan gas dan sering memunculkan gejala sakit bawasir.

Suatu kali saya ada di jamalpur dan kantin kami (milik gayasaw) menghidangkan pakora yang lezat. Saya makan hampir 500 gram karena pakora itu lezat sekali. Kemudian hal itu menimbulkan gas sepanjang malam dan saya tidak dapat tidur karena gangguan gas. Di pagi berikutnya saya terkena sembelit dan juga merasakan sakit bawasir. Sepanjang pagi saya merasa terganggu/kacau.

Ketika baba datang ke jagrti, setiap orang di jagrti datang ke ruangan baba. Kami semua melakukan sastaunga pranam dan duduk di depan baba. Saya duduk dekat pintu kamar baba karena gas masih mengganggu saya. Baba meminta saya berdiri. Saya berdiri. Lalu dia bertanya, “bagaimana pakora kemarin? Gayasaw menghidangkan pakora yang enak dan lezat kan?”

Saya menjawab, “ya, baba.”
Baba bertanya, “kau tahu berapa banyak pakora yang kau makan kemarin?”

Saya menjawab, “banyak, mungkin setengah kilo.”

Baba berkata, “tepatnya sekitar 400 gram.”

Lalu baba meneruskan, “kau tahu, saya juga suka rasagula (gula-gula susu) namun saya makan hanya sepotong kecil dari satu rasagula. Prinsipnya adalah, ‘seseorang hanya boleh makan sedikit saja makanan yang dia sukai’. Kalau tidak, dia cenderung akan makan makanan itu banyak-banyak sehingga mungkin menimbulkan gangguan seperti yang kau alami kemarin.”

Dada Cidananda
Diterjemahkan oleh Ananda Marga Yoga Bali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar