Kau hanya boleh makan sedikit saja makanan
yang paling kau sukai
Saya biasa menikmati makanan yang digoreng
matang seperti okra (semacam kacang), terong, kentang dan bunga kol, dimasukkan
dalam tepung chana (basan) lalu digoreng sampai
matang. Hidangan ini disebut
pakora. Biasanya saya makan pakora di sore hari dengan nasi sereal (murhie), namun jika
tersedia, saya tidak keberatan makan pakora dua tiga kali sehari. Hal ini
kadang-kadang menimbulkan gas dan sering memunculkan gejala sakit bawasir.
Suatu kali saya ada di jamalpur dan kantin
kami (milik gayasaw) menghidangkan pakora yang lezat. Saya makan hampir 500
gram karena pakora itu lezat sekali. Kemudian hal itu menimbulkan gas sepanjang
malam dan saya tidak dapat tidur karena gangguan gas. Di pagi berikutnya saya
terkena sembelit dan juga merasakan sakit bawasir. Sepanjang pagi saya merasa
terganggu/kacau.
Ketika baba datang ke jagrti, setiap orang di
jagrti datang ke ruangan baba. Kami semua melakukan sastaunga pranam dan duduk
di depan baba. Saya duduk dekat pintu kamar baba karena gas masih mengganggu
saya. Baba meminta saya berdiri. Saya berdiri. Lalu dia bertanya, “bagaimana
pakora kemarin? Gayasaw menghidangkan pakora yang enak dan lezat kan?”
Saya menjawab, “ya, baba.”
Baba bertanya, “kau tahu berapa banyak pakora
yang kau makan kemarin?”
Saya menjawab, “banyak, mungkin setengah
kilo.”
Baba berkata, “tepatnya sekitar 400 gram.”
Lalu baba meneruskan, “kau tahu, saya juga
suka rasagula (gula-gula susu) namun saya makan hanya sepotong kecil dari satu
rasagula. Prinsipnya adalah, ‘seseorang hanya boleh makan sedikit saja makanan
yang dia sukai’. Kalau tidak, dia cenderung akan makan makanan itu
banyak-banyak sehingga mungkin menimbulkan gangguan seperti yang kau alami
kemarin.”
Dada Cidananda
Diterjemahkan oleh Ananda Marga Yoga Bali
Diterjemahkan oleh Ananda Marga Yoga Bali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar