Kisah di Varanasi
Saat itu bulan Mei tahun 1969, ketika aku sedang
bekerja di Seva Dharma Mission [1].
Kami menyelenggarakan kegiatan UTC[2] di
Varanasi.Varanasi begitu indah, kota spiritual yang penuh getaran di Uttar
Pradesh. Orang-orang senang pergi ke Varanasi. Kota tersebut di bangun 7000
tahun yang lalu oleh Lord Shiva. Ia merupakan kota tertua di dunia. Getaran
spiritual Lord Shiva masih dapat dirasakan oleh para Yogi di tempat tersebut.
Setelah berusaha, kami menemukan tempat dekat Sungai Ganga untuk UTC. Saat itu musim kemarau, sangat
panas – sedikitnya 100 derajat Fahrenheit. Kebanyakan dari mereka yang hadir
adalah para dada. Sepanjang siang kami menghadiri kelas. Setelah makan malam,
kebanyakan dari kami menyeberangi sungai naik perahu untuk melakukan sadhana di sisi seberang sungai, dan
kembali keesokan paginya.
Sisi seberang sungai benar-benar kering dan terisolasi. Pasir putih bersih
sepanjang sungai bersinar bagai ribuan permata surgawi. Kami bermeditasi di
pinggiran, dan setelah itu berbaring di atas pasir lembut berkilau di bawah
langit terbuka, menikmati kedekatan kami dengan Ibu Pertiwi.
Selama tiga hari pertama, aku mendapat tugas dapur, sehingga tidak bisa
pergi dengan saudara-saudaraku menyeberangi sungai. Namun demikian, pada hari
keempat, aku mengajak pergi. Pada hari itu, kami memutuskan berjalan lebih jauh
sekitar sungai. Kami ada bersepuluh. Kami menyewa perahu yang akan membawa kami
menyeberangi sungai[3].
Ketika melewati sungai terdalam, saat itu pukul 11.30 malam. Kami semua
mengganti pakaian, dan lalu mencari tempat yang nyaman untuk melakukan
meditasi. Setelah pencarian singkat, kami melihat sebuah tempat berbentuk
seperti bangku panjang. Bagian tengah
terangkat, dan kedua sisi melandai.
Ketika mendekati tempat tersebut, kami merasakan suatu keanehan yang luar
biasa, yang membuat kami merasa mengantuk. Lalu, kami memutuskan untuk
istirahat di tempat ini, dan segera duduk di kedua sisi gundukan. Kepala kami
bersandar pada bagian yang tinggi, sementara kaki dibawah melandai.
Kami berada di sana hampir lima menit, seketika semua merasakan suatu
sensasi yang sangat kuat dan menakutkan. Saat itu masing-masing dari kami
seolah-olah mengalami mimpi buruk dalam waktu bersamaan. Kami semua gemetar
ketakutan dan bulu kuduk kami merinding. Namun, ketakutan tersebut begitu
besarnya hingga kami tak berani berbicara satu sama lain. Semua terpaku oleh
rasa takut. Kami tetap dalam keadaan ini, dalam situasi yang ganjil, kira-kira
selama 10 menit.
Beberapa lama kemudian, beberapa dari kami berbicara. Kami memutuskan untuk
segera meninggalkan tempat ini. Namun, tak satupun dari kami yang bahkan dapat
berdiri ! Pada akhirnya, setelah berusaha keras, kami berhasil mengambil
pakaian kami dan bergegas.
Kami juga memutuskan untuk tidak tinggal di luar malam itu. Sebaliknya,
ingin kembali ke kemah sesegera mungkin. Namun, bagaimana kami menyebrangi
sungai? 2 orang dada berkata bahwa mereka mengetahui nama dan alamat tukang
perahu. Dengan perasaan takut, kami hanya meneriakkan nama tukang perahu
sekencang-kencangnya, berharap agar ia dapat mendengar kami. Mungkin ada
peluang bahwa ia masih berada di sisi seberang sungai!
Gema suara keputusasaan kami memecah keheningan malam yang menakutkan
tersebut. Sungguh ajaib, tukang perahu mendengar teriakan kami dan datang. Ketika
itu mungkin lewat tengah malam saat ia tiba. Kami semua tergopoh-gopoh melompat
ke dalam perahu dan kembali ke tempat UTC.
Setelah tiba di lokasi, kami saling menukar cerita tentang apa yang telah
terjadi. Tampaknya masing-masing dari kami memiliki mimpi atau gambaran yang
menakutkan pada saat yang bersamaan.
Aku melihat diriku sedang bermeditasi di suatu tempat, saat tiba-tiba
seorang avidya tantrik raksasa
mengancam dengan trishul menunjuk
padaku! Kemudian, dengan rasa takut yang amat sangat, aku berteriak tak karuan,
“Selamatkan aku!”. Dada lain menggambarkan bahwa ia juga sedang duduk meditasi
di suatu tempat tertentu, ketika tiba-tiba seorang avidya tantrik datang dan menggali lubang yang sangat dalam di
sekitarnya. Dada menjadi diam ketakutan. Bila ia bergerak meskipun sedikit, ia
akan jatuh ke dalam lubang yang dalam tersebut ! Dada ketiga mengatakan kepada
kami bahwa ia juga sedang duduk dan bermeditasi, ketika tiba-tiba, seorang avidya tantrik datang dan membuat
dinding api bergerak dalam suatu lingkaran di sekitarnya. Api tersebut sangat
menakutkan, menyala-nyala hingga ke langit, mengancam untuk memakan dada dan
membakarnya menjadi abu. Dada keempat juga melihat dirinya sedang bermeditasi.
Tiba-tiba, beberapa avidya tantrik
bergegas menujunya dengan trishuls di
tangan mereka, bermaksud membunuhnya!
Dengan cara ini, masing-masing dada mengalami mimpi aneh yang menakutkan.
Beberapa minggu kemudian, aku mendapat kesempatan untuk menemani Baba
berjalan santai di Ranchi. Para penjaga dan aku sendiri berada di sana
bersama-Nya. Aku sangat ingin sekali bertanya pada-Nya tentang pengalaman ini,
namun ragu, tak yakin apakah Beliau sedang dalam suasana hati yang baik untuk
mendengarkan. Karena pikiran-pikiran tersebut, aku tidak dapat berkonsentrasi pada
apa yang Baba katakan padaku.
Kemudian Baba bertanya padaku apa aku ingin menanyakan sesuatu. Aku ragu,
namun lagi, Beliau mendorongku untuk berbicara secara terbuka. Kemudian aku
menceritakan apa yang telah terjadi pada malam di pinggiran sungai di Varanasi.
Setelah mendengar ceritaku, Baba tampaknya sangat marah dengan diriku. Ia
berkata, “Kalian tidak mengikuti sistem meditasi malam. Tapi aku melindungi
kalian ! Seorang kapalika tidak
pernah boleh pergi ke ghat pembakaran
atau kuburan tanpa membawa sebuah lathi
atau belati. Ini adalah aturanku. Tempat tersebut dimana kalian duduk adalah
kediaman seorang avidya tantrik.
Getaran iblisnya mempengaruhi kalian.”
Ia melanjutkan, “Varanasi adalah suatu tempat yang sangat spiritual. Lord
Shiva biasanya bermeditasi di sana. Getaran spiritual yang Ia ciptakan masih
berada di sana. Bhaerava manapun yang
pikirannya terkonsentrasi akan mampu merasakan getaran tersebut. Namun, para bhaerava harus selalu waspada setiap
waktu. Bila mereka tidak waspada, maka getaran negatif avidya tantrik akan mempengaruhi mereka sesuai dengan samskara mereka. Ini merupakan perintah
dari Mahakaola dimana kalian harus
waspada setiap waktu di tempat semacam itu. Anak-anak-Nya harus selalu siap
melawan kekuatan immoral.”
Sesungguhnya, tak satupun dari kami yang membawa sebuah lathi atau belati pada malam itu.
Sekarang aku mengerti mengapa Baba memberikan hal tersebut dan membuatnya
menjadi bagian dari seragam kami. Mereka tak hanya bagian dari seragam kami, yakni sebagai penghias upacara, serta bukan hanya
untuk perlindungan eksternal. Itu semua adalah perlindungan menyeluruh kami!
Baba juga mengatakan bahwa sebelum tidur, seseorang harus menulis dengan
jari Ista Mantra-nya pada tempat dimana ia letakkan
kepalanya. Kemudian, ia harus memvisualisasikan bahwa ia meletakkan tubuhnya
dan segala hal lainnya pada kaki teratai-Nya. Setelah itu, ia akan dapat tidur
dengan tenang. Dalam hal ini, Parama
Purusa sendiri yang secara pribadi menjaga kami karena ketika pikiran unit
tidur dan beristrirahat, Pikiran Kosmik tak akan pernah istirahat !
Acarya
Tapeshvarananda Avadhuta
(Ananda Marga Yoga Bali)
[1] Seva Dharma Mission,
suatu organisasi yang dibentuk untuk memperkenalkan filosofi spiritual Shrii
shrii Anandamurti..
[2] UTC berarti Utilization
Training Camp (Kamp Training Pemberdayaan).
[3] Sungai Gangga adalah sungai besar yang memiliki nilai historis
kuno. Asal mulanya di puncak Himalaya yang
diselimuti salju, di Uttar Pradesh, dekat perbatasan India Utara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar