Senin, 03 Februari 2014


Tak Dapat Diramal
Baba benar-benar seorang pribadi yang misterius – sekali waktu menjadi seorang guru spiritual yang unik, seorang intelektual besar, seorang filosofer yang menonjol, seorang pemikir sosial, humanis, ahli ekonomi, ahli tata bahasa, filologis, ahli sejarah, ahli agrikultur, dokter, ilmuwan, pengarang lagu, artis berbakat, dan seorang organizer besar, sekedar untuk menyebutkan kualitas-Nya yang tak terbandingi. Selain itu semua, Beliau adalah seorang ayah yang penuh cinta dan kasih sayang pada anak-anak-Nya. Sukar sekali, dan bahkan tak mungkin, menemukan berbagai kualitas yang menonjol dalam diri seseorang. Ia memberikan berbagai sumbangsih untuk memelihara masyarakat serta memajukan umat manusia. Teori-Nya tentang Microvita, contohnya, mestinya untuk jauh ke depan, dikemukakan 400 tahun lebih awal demi kemasyalahatan manusia. Teori unik-Nya tentang pikiran dan evolusi merupakan contoh lain dari kebesaran-Nya. Sumbangih-Nya yang maha besar terhadap spiritualitas itu sendiri telah membuat-Nya berdiri diantara semua guru-guru spiritual. Ia benar-benar seorang pembaharu dalam sejarah manusia, bukan hanya di abad ke-20 ini saja. Namun hingga kini, kerendahan hati dan perhatian-Nya yang mendalam untuk kesejahteraan manusia terpancar dari seluruh pribadi-Nya.

Aku dulu mempelajari palmistry (ilmu meramal melalui garis tangan) dan ingin mengetahui pada telapak tangan-Nya, apakah ada tanda-tanda yang menunjukkan kebesaran-Nya.

Suatu hari, di tahun 1983, aku sedang memijat-Nya di kediaman-Nya di Lake. Peraturannya adalah seseorang harus terus memijat-Nya sampai Ia tertidur. Setelah itu, Baba mulai mendengkur, menunjukkan bahwa Ia telah tidur nyenyak. Mengira bahwa Ia telah tertidur, aku dengan hati-hati membalikkan telapak tangan-Nya terbuka untuk melihat garis-garisnya, ketika masih memijat telapak tangan. Aku mencari beberapa petunjuk dari kebesaran-Nya dalam garis-garis telapak tangan-Nya. Aku sibuk melacak garis telapak tangannya saat tiba-tiba melihat bahwa setengah dari mata-Nya terbuka, menatapku, sambil sedikit tersenyum pada bibir-Nya. Aku merasa sangat malu saat Ia memergoki perbuatanku aku mulai memijat telapak-tangan-Nya bahkan lebih serius.

Kemudian Beliau berkata, dengan sedikit senyum yang masih menebar pada bibir-Nya. “Kau tidak dapat menemukan apapun di telapak tangan-Ku. Aku hanyalah seorang manusia biasa.” Kemudian, Ia menyebutkan bahwa dua jam setelah Ia dilahirkan, orang lain, yang kebetulan mendapatkan anugrah avidya tantrik juga di lahirkan.

Aku menyadari bahwa Baba secara sengaja menyamarkan kebesaran-Nya, secara terbuka menolak status super bintang yang mungkin sewajarnya muncul dalam diri-Nya seperti sebuah salju, yang telah Ia tampakkan bahkan sedikit dari sifat keluarbiasaan-Nya. Aku menyadari bahwa pengaruh positif dan negatif dari bintang-bintang dan benda-benda angkasa mempengaruhi biologis dan psikologis dan biasanya terlihat pada telapak tangan. Namun demikian, dalam hal Baba, seorang ahli palmistri tak akan mampu menemukan petunjuk apapun dari kebesaran-Nya. 



Acarya Tapeshvarananda Avadhuta
Diterjemahkan oleh Ananda Marga Yoga Bali

1 komentar:

  1. The bottom of the case is a movable shutter that is related to a metal linkage, as you can 1xbet to|you possibly can} see in the diagram. But when the machine hits the jackpot, the third stopper shifts the linkage up, opening the shutter so the cash fall out of the machine. In short, the rules permitting "stock", "renchan", and tenjō transformed the pachisuro from a low-stakes type of leisure just a few years back to hardcore playing. Many people additionally be} playing more than they can afford, and the massive payouts additionally lure unsavory "hyena" sorts into the playing halls. Or pachislot from the words "pachinko" and "slot machine", are a descendant of the traditional Japanese pachinko sport.

    BalasHapus