Testimoni Berpuasa/Detoks
Testimoni 1
PUASAKU PUASAMU
oleh : Sindhi Puteri (Sandiipa)
Puasa????? Mana bisa!!!!! Itulah yang muncul dibenakku
ketika saran untuk berpuasa dilontarkan.
Tetapi jika dipikirkan lebih lanjut,
aku sering terlambat makan siang
karena selalu mendahulukan pekerjaan. Tapi sampai saat ini, kondisi kesehatanku
masih bisa dipertanggung jawabkan. Jadi
tanpa makanan solid selama 24 jam, bukan masalah lagi.
Tidak minum?????? Mana kuat!!!!! Timbulah berbagai macam
keraguan. Jika tidak minum selama 24 jam, apakah kita tidak akan mengalami
dehidrasi?
Tetapi aku sudah tidak bisa menolak lagi ketika mendengar
testimoni teman-teman yang sudah melakukan puasa kering ini. Bagaimana perasaan
bahagia dan ringan yang mereka rasakan
setelah berbuka puasa. Yang benar-benar membuat aku penasaran adalah
"apa" yang keluar dari dalam tubuh ini. Sahabatku menyebutnya
"setan". Coba bayangkan perut dikosongkan selama 24 jam tetapi
setelah minum air lemon garam yang keluar adalah "benda-benda" hitam
solid. Aneh bin ajaib. Darimana datangnya benda-benda solid tersebut? Apakah
itu sisa makanan lama yang tertinggal di dalam usus besar kita?
Inilah pengalamanku berpuasa.
Puasa pertama
Aku tidak terlalu merasa lapar tetapi agak haus. Tetapi rasa
haus itu masih bisa diatasi tanpa rasa pusing maupun mual. Mungkin karena
terlalu bersemangat untuk mengeluarkan "setan-setan" tersebut,
keesokan harinya aku mengalami gagal total. Tidak ada "setan" yang
keluar padahal aku sudah minum 1 liter air lemon garam sesuai anjuran beserta 2
buah pisang matang yang dikunyah kasar. Tapi aku merasakan bahagia walaupun
gagal. Karena penasaran, seminggu kemudian aku mencoba lagi.
Puasa kedua
Selama berpuasa tidak ada banyak masalah, sama seperti puasa pertamaku. Tetapi ketika
berbuka puasa, aku minum hampir 2 liter air lemon garam. Yang aku dapati hanya
rasa mual dan aku berakhir gagal lagi karena aku memuntahkan air lemon garam
tersebut. Pisang yang kukunyah kasar pun
ikut kumuntahkan. Aku tetap merasakan
rasa mulas dan harus ke belakang tiga kali tapi tidak ada "setan"
yang keluar. Teman-teman memberi saran untuk menunda dulu puasa berikutnya.
Mungkin karena aku masih pemula dan badanku masih beradaptasi. Jadi kuturuti
saran teman-teman dengan menunda puasa berikutnya hingga 2 minggu kemudian.
Puasa ketiga
Kali ini selama puasa aku merasa agak letih. Rasa haus lebih
hebat dari sebelumnya. Yang kubayangkan hanya manis dan dinginnya es campur
dengan es serutnya yang menggunung. Selalu
terbayang susu kental manis dan sirup
merahnya yang melingkari gunung es serutku............
Keesokan paginya aku berbuka puasa dengan tenang. Mengingat
pengalaman-pengalamanku sebelumnya, aku
awali berbuka dengan hanya minum 1 liter air lemon garam dulu. Kemudian secara
perlahan aku minum air lagi. Kali ini aku alihkan pikiranku dengan melakukan
kegiatan menyapu dan mengepel. Aku malah sempat melakukan beberapa yoga asana.
Ternyata 1,5 jam kemudian perutku bereaksi dan ......aku berhasil mengeluarkan
"setan-setan " itu dari tubuhku. Aku lanjut lagi dengan minum air
lemon garam dan setengah jam kemudian, "setan-setan" berikutnya
keluar. Aku sempat tercengang melihat "setan-setan" tersebut.
Bentuknya seperti bayam rebus yang diperas, hitam tapi lembek ( Maaf kalau
deskripsiku mengganggu anda). Padahal
makanan terakhir yang masuk kedalam tubuhku adalah brokoli, asparagus dan
buncis yang notabene adalah bunga, batang dan buah. Tidak ada yang berbentuk
daun tetapi yang keluar adalah "daun bayam rebus".
Aku cukup puas dan bahagia dengan pengalaman ini. Ada
beberapa hal yang dapat aku simpulkan tentang kondisi badanku.
1.
Badanku memproses pembersihan colon ini agak
lambat. Butuh waktu 1,5 jam untuk menunggu proses ke belakangnya. Aku juga
tidak mengalami diare atau harus kebelakang berkali-kali.
2.
Perutku tidak mampu menampung air lebih dari 1
liter dalam waktu singkat. Aku muntah ketika aku harus minum 2 liter dalam
waktu terlalu singkat
3.
Pikiranku harus tenang tidak boleh terlalu
antusias dengan hasil pembersihan ini. Jadi aku memilih melakukan aktivitas
daripada hanya duduk menunggu perut mulas.
Pengalaman Puasa
oleh : Via Wijaya (Vimala)
oleh : Via Wijaya (Vimala)
“Berpuasa = Belajar menyembuhkan diri sendiri”
Setelah selesai berpuasa (24 jam
penuh tanpa makan dan minum) saya baru tersadar bahwa ketika kita sakit pun,
itu dikarenakan penyebab yang kita buat sendiri. Misalnya tenggorokan sakit,
karena terlalu sering minum es atau terlalu banyak makan makanan berminyak.
Setelah berpuasa satu hari penuh itu, tubuh terasa lebih sensitive terhadap
hal-hal yang kurang baik, tidak ada keinginan ingin makan banyak (sekarang
makan pun lebih selektif), bukan hanya soal makan, bahkan soal indera penciuman
dan pendengaran juga lebih sensitive; pikiran dan hati pun lebih tenang.
Mungkin ini disebabkan karena organ dalam tubuh telah diistirahatkan seharian
penuh, sehingga bisa bekerja lebih optimal.
Puasa saya awali dengan minum 3-4
gelas air putih pada pukul 05.00, tanpa ada makanan tambahan. Pada hari
berikutnya puul 04.30 saya terbangun untuk mempersiapkan miuman buka puasa,
yaitu dengan mencampurkan 3 buah jeruk nipis dengan 1 sendok teh garam dicampur
ke dalam teko yang telah diisi dengan 1 liter air putih hangat. Selain itu saa
siapkan juga 2 sisir pisang yang telah masak. Setelah jam dinding telah
menunjukkan pukul 05.00, saya berbuka puasa dengan menghabiskan 1 liter air
jeruk nipis campur garam tersebut, satu liter tersebut dihabiskan sekaligus.
Kemudian melahap 1 sisir pisang yang dikunyah kasar, dan meminum 1 atau 2 gelas
air putih. Beberapa kali saya berpuasa, dan mendapatkan efek yang sama, yaitu
bada trasa agak lelah seteah berbuka puasa, kemudian biasanya saya berbaring
sejenak. Tidak lama, kira-kira 30 menit setelah beristirahat, perut langsung
terasa mulas dan ingin ke toilet, disaat inilah cairan berwarna hitam berbau
busuk keluar dari tubuh bersamaan saat buang air besar. Beberaa kali ke toilet
dengan mengeluarkan cairan yang sama, sampai kira-kira yang kelima, barulah
keluar cairan berwarna bening dan tidak berbau. Saya masih tidak percaya
melihat kenyataan banyak sampah yang ada dalam usus besar saya!
Baru sekitar pukul 10.00 saya tidak
lagi ingin ke belakang, dan badan pun terasa lebih ringan, pikiran juga lebih
bahagia, seperti tidak ada keresahan, tidak ada kesedihan; dan wajah juga
rasanya lebih cerah dan lebih putih!
Sampai saat ini saya masih
melanjutkan latihan berpuasa, karena saya yakin kualitas berpuasa hari pertama
dengan hari lainnya pasti berbeda-beda. Saya yakin kualitas puasa yang
dilaksanakn bukan hanya tergantung dari menu makanan berbuka puasa, namua juga
keadaan kita selama melaksanakan puasa (apakah kita terlalu lelah atau stress,
dsb). Jadi bagi saya, puasa itu sama dengan belajar menyembuhkan diri sendiri;
bukan hanya menyembuhkan diri dari penyakit fisik, namuan lebih banyak lagi
menyembuhkan diri dari penyakit mental.
Testimoni 3
TESTIMONIAL
TENTANG PUASA
oleh : Anandinii-Ayu Suciani
_/|\_ N a m a s k a r
Saya ingin berbagi pengalaman tentang puasa, suatu hal yg sangat mustahil rasanya bisa lakukan sebelumnya, tetapi akhirnya bisa saya lalui dengan baik dan memberi manfaat yang luar biasa bagi perkembangan mental, spiritual dan juga tubuh fisik saya.
Salah satu alasan yang sangat kuat kenapa puasa menjadi hampir tidak mungkin saya lakukan karena selama ini saya memiliki anggapan bahwa orang yang punya penyakit maag yang akut seperti saya tidak mungkin bisa berpuasa, apalagi melaksanakan puasa seperti system di Ananda Marga yang berlangsung selama 32 jam penuh. Saya punya pikiran seperti itu, karena saya sudah mengidap penyakit maag lebih dari 19 tahun terakhir, saya bahkan sempat beberapa kali harus opname karena maag yang sudah sangat parah.
Alasan lain kenapa bagi saya puasa cukup berat dilakukan di tengah – tengah aktifitas kita sehari – sehari yang cukup padat, sementara harus menahan lapar dan haus utk jangka waktu yg cukup panjang, sementara aktifitas tetap harus berjalan sebagai mana mestinya.
Sebelumnya saya pernah mencoba puasa pada hari – hari Siwaratri dan hari raya Nyepi, tetapi selalu saja sekitar jam 12 siang saya sudah tidak dapat lagi menahan rasa lapar saya, dan akhirnya puasapun batal.
Tapi semua alasan tersebut sungguh tidak beralasan sama sekali setelah saya pada akhirnya bisa melewati beberapa kali puasa dengan baik.
Saya menjadi berani utk mengambil keputusan untuk mulai mencoba puasa setelah mendapat penjelasan yang cukup detail tentang apa makna puasa, apa efek nya bagi kesehatan, serta bagaimana cara nya menjalankan puasa lewat informasi yang saya dapat dari Dada Vibha pada saat awal TTC ini.
Saya sungguh bersyukur pada saat mengawali puasa, saya bertemu seorang teman Margi yang mengajak saya untuk berpuasa bersama - sama.
Puasa pertama saya, saya awali dari persiapan satu hari
sebelum puasa itu sendiri, saya makan malam terakhir jam 8 malam dan keesokan
harinya, dini hari sebelum jam 6 pagi saya minum segelas air putih saja. Yang
luar biasa, hari pertama saya berpuasa saya merasakan suatu hal yang sangat
menakjubkan, perasaan yang sangat bahagia, saya merasa sangat energik dan penuh
semangat. Namun sepanjang hari saya merasa cukup banyak angin di perut
(kembung), namun syukurnya hal itu saya bisa atasi dengan tehnik pranayama.
Untuk informasi, saat pertama kali akhirnya lulus berpuasa, saya sudah
mengikuti pelatihan yoga asanas selama 11 bulan lamanya, mungkin hal itu cukup
bisa membantu.
Beberapa kali puasa berikutnya, saya masih merasakan hal yang sama, kembung dan buang angin terus, semuanya saya atasi dengan tehnik pranayama. Namun setelah beberapa kali rutin berpuasa, diantara waktu puasa dengan puasa berikutnya, saya selalu mengawali hari dengan minum segelas air lemon/jeruk nipis, seperti yang disarankan Dada Vibha, demikian juga pada saat puasa saya yang terakhir saat saya menulis tulisan ini, saya sudah tidak merasakan kembung lagi di perut. Sepertinya maag saya sudah berangsur – angsur hilang dengan sendirinya dengan tehnik puasa serta minum air perasan jeruk nipis/lemon ditambah dengan sedikit garam di pagi hari setelah bangun tidur.
Beberapa kali puasa berikutnya, saya masih merasakan hal yang sama, kembung dan buang angin terus, semuanya saya atasi dengan tehnik pranayama. Namun setelah beberapa kali rutin berpuasa, diantara waktu puasa dengan puasa berikutnya, saya selalu mengawali hari dengan minum segelas air lemon/jeruk nipis, seperti yang disarankan Dada Vibha, demikian juga pada saat puasa saya yang terakhir saat saya menulis tulisan ini, saya sudah tidak merasakan kembung lagi di perut. Sepertinya maag saya sudah berangsur – angsur hilang dengan sendirinya dengan tehnik puasa serta minum air perasan jeruk nipis/lemon ditambah dengan sedikit garam di pagi hari setelah bangun tidur.
Setiap kali puasa, saya hampir selalu mendapat pengalaman yang berbeda seperti sbb:
1. Malam hari sebelum puasa, kalau makan malam sebelum puasa nya, jenis makanan yang dimakan cukup ringan, dalam artian tidak mengandung bahan2 yang rajasik apalagi tamasik, makanan yang 'processed food', MSG dsb, maka puasanya akan menjadi jauh lebih ringan, tubuh saya tidak terasa begitu lelah pada saat hari puasa. Oleh karena itu, saya selalu mengusahakan untuk memasak makanan satvvik sendiri di rumah pada saat sebelum puasa, karena saya jadi lebih leluasa memilih makanan yang benar – benar satvvik dan mendukung puasa saya di hari berikutnya
2. Kalo jumlah air yang diminum pada saat sebelum puasa, kurang cukup banyak, maka biasanya di hari puasa, akan jadi dehidrasi dan sangat haus, bahkan kerongkongan menjadi sangat kering
3.
Kalau makan malam terlalu terlambat waktu pada saat sebelum puasa, sekitar jam
9 malam, maka keesokan harinya tubuh akan terasa sangat lelah dan dehidrasi
4. Kalau makan makanan yang terlalu banyak protein spt
protein powder (sekalipun bahannya dari susu sapi dan susu kedelai), badan akan
terasa sangat lelah pada saat puasa
5. Kalau puasa dengan perasaan yang kurang nyaman spt emosi dll, maka biasanya puasa akan menjadi sangat berat, maka secara tidak langsung, puasa mendidik saya utk dapat mengontrol emosi dan tidak terpancing utk terlalu involve dengan hal - hal yang tidak perlu
Efek positif yang saya rasakan karena puasa dapat saya jelaskan sbb:
1. Mental spiritual
Saya merasa menjadi jauh lebih berpasrah diri pada Tuhan, lebih bergantung pada Beliau, baik disaat hari puasa ataupun hari - hari lainnya. Perasaan bahagia yang tidak bisa diuangkap dengan kata - kata, saat pada akhirnya saya bisa melewati saat - saat yang 'berat' untuk menahan lapar dan haus pada hari - hari puasa. Saya juga mulai merasakan lebih dapat mengendalikan diri dari emosi yang negatif, perasaan bersalah akan masa lalu, serta kekhawatiran tentang masa depan, juga anxiety menjadi lebih bisa dikendalikan jauh lebih banyak. Entah kenapa, tapi biasanya pada saat – saat hari puasa, segala sesuatunya menjadi lebih lancar dari biasanya
2. Sembuh dari penyakit menahun
Hal yang paling saya syukuri adalah pada akhirnya saya
bisa melepaskan diri dari penyakit maag yang saya sudah derita selama lebih
dari 19 tahun terakhir, betapa berharganya hal itu. Obatnya justru suatu hal diluar
nalar, yakni puasa. Anggapan orang biasa yang mengatakan bahwa orang yang
mengidap penyakit maag tidak mungkin bisa berpuasa, ternyata tidak 100% benar,
saya justru sembuh dari penyakit maag karena puasa! Sembelit yang sering saya
alami selama bertahun - tahun, sekarang juga 100% sembuh
3. Berat Badan lebih gampang di control serta kulit jadi lebih bersih
Sebelum
puasa, saya sangat sulit mengontrol nafsu makan, saya adalah orang yang suka
makan, sekalipun sudah menjadi vegetarian selama 9 tahun terakhir, bukan
berarti menjaga berat badan ideal hal yang gampang. Godaan untuk makan makanan
yang tidak sehat seperti goreng-gorengan, makanan yang manis – manis juga
sangat menggoda. Namun setelah puasa, saya menjadi jauh lebih gampang
mengontrol nafsu makan, karena perut menjadi benar – benar sensitif setelah
hari puasa dan hari - hari berikutnya terhadap makanan yang tidak sehat seperti
goreng - gorengan atau makanan - makanan lain yang tidak fresh. Hal itu juga
dikarenakan karena setelah berpuasa, ada rasa bersalah yang cukup kuat yang
mendorong saya utk menahan diri untuk tidak makan makanan yg tidak sehat karena
merasakan perjuangan selama puasa itu sendiri. Badan akan terasa sangat ringan dan
kulit menjadi terasa lebih bersih setiap kali habis puasa. Entah ada
hubungannya atau tidak, tetapi sejak saya rutin berpuasa 2 kali sebulan, kulit
muka menjadi sangat jarang berjerawat dan minyaknya juga tidak terlalu
berlebihan seperti dulu.
Saya berpuasa biasanya pada saat Ekadashi (hari ke 11),
satu hari sebelum atau sesudah Ekadashi, dan satu hari sebelum, atau pada saat
hari Purnama/Tilem, atau satu hari setelahnya.
Mekanisme selama saya puasa:
Mekanisme selama saya puasa:
Sebelum puasa makan malam seperti biasa, sebaiknya sebelum jam 8 malam, dengan memperbanyak air yang di minum serta menghindari jenis makanan yang processed food, goreng2an serta yang terlalu manis. Pada pagi dini hari puasa, minum air 1-2 gelas dengan perasan jeruk lemon/jeruk nipis 1 biji dengan di campur garam sedikit. Pada hari berbuka puasa keesokan hari nya sekitar jam 6 pagi, awali dengan minum 1 liter air dengan perasan 1-2 jeruk lemon/jeruk nipis, 7-10 menit berikut makan pisang yang sudah matang bagus (kalau ada yg sudah bener - bener mateng) dikunyah kasar langsung ditelan, ditambah dengan 1-2 liter air 8-10 menit berikutnya. Biasanya tidak sampai 1 jam berikutnya, maka saya akan menjadi penghuni toilet, karena harus bolak balik utk BAB dan BAK. Biasanya yang keluar pertama kali adalah cairan spt mencret disertai kotoran - kotoran lama berwarna coklat tua, yang tersimpan dari hari - hari sebelumnya. Setelah itu semua keluar, baru saya akan merasa sangat lapar dan mengantuk, setelah sarapan dan beristirahat beberapa menit, saya akan merasa sangat fresh dan siap utk beraktifitas lagi seperti biasanya.
Demikian
testimonial saya tentang puasa dan manfaatnya bagi fisik, mental dan spiritual…
Selamat
mencoba – selamat berpuasa!
By
Anandinii-Ayu Suciani – ayugin@gmail.com
3rd
November 2014
Testimoni 4
Pengalaman Puasa I
Oleh: Iga rasmini (Viniita)
Oleh: Iga rasmini (Viniita)
Ketika Dada menjelaskan
tentang 'puasa kering', jujur saya belum tertarik. Begitu pula saat teman2 sdh
mencobanya, sayapun masih belum bergeming. Maaf ! Semua masuk kanan keluar
kiri. Hehehe ...
Saya baru 'klik' saat
satu teman yg pertamakali mencoba, ternyata dia bilang 'gagal'. Saya jadi
penasaran, dan ingin mencoba.
Saya ikuti step by step
seperti yg Dada jelaskan. Pagi seperti biasa begitu turun dari tempat tidur,
langsung minum segelas besar air putih.
Selanjutnya aktifitas berjalan
seperti biasa. Saya tidak pernah memikirkan tentang puasa saya hari itu, waktu
berlalu begitu saja. Rasa lapar dan haus tidak masalah karena saya sering
menahan diri untuk makan pada saat lapar datang. Tapi yang paling menyiksa pada
puasa saya yang pertama kali itu adalah rasa kantuk yang luar biasa !! Saya
tidak mungkin tidur karena harus menjaga warung, kebetulan satu pegawai saya
sakit. Betul2 saya harus mengendalikan pikiran dan diri. Disitu saya baru
menyadari, ternyata ini manfaatnya puasa kering yang Dada jelaskan panjang
lebar.
Pagi2 saat jam buka tiba
... saya memulainya dengan minum 1 liter air dg perasan 3biji jeruk nipis plus
1/2 sdm garam dapur. Saat itu tangan saya gemetar memegang gelas ada rasa
bahagia, syukur dan haru menyelimuti hati saya. Dalam hitungan detik, gelas di
tangan dalam sekejap sudah kering. Tapi saya ketakutan, karena sekujur tubuh
saya langsung mengeluarkan keringat yang tidak biasa. Saya seperti habis mandi
tanpa handuk. hal2
Tidak ada keluhan sakit
pada anggota tubuh saya, semua biasa saja. Saya kembali minum lebih banyak lagi
dengan tambahan 1biji pisang kepok matang dikunyah kasar. Belum habis air di
gelas itu ... saya ambil langkah seribu menuju toilet !! Wow .... ! Sangat
fantastic !!
Ada kuntilanak, ada
gendoruwo, ada 'leak barak', ada buto ijo .... hahahaha semua setan dalam perut
saya bablas ! Saya seperti melayang layang keluar dari toilet. Saya melangkah
ke dapur melanjutkan aktifitas, rasanya seperti berjalan tanpa kaki.
Badan saya terasa sangat ringan. Saya tidak mengerti ada apa dan kenapa seperti
ini ? Saya bercermin untuk melihat wajah sendiri, apakah saya terlihat pucat ?
Ternyata tidak ! Karena ada perasaan takut saya berbaring sebentar, disitu saya
berkontempelasi dan saya nikmati semuanya.
Saya lanjutkan minum
karena masih ingin minum, ... ke toilet lagi, minum lagi, toilet lagi ...
begitu seterusnya hingga saya merasa cukup. Dan sudah tidak ada lagi setan yang
keluar ! hanya air bening sedikit sedikit ....
Saya merasa sangat
nyaman pagi itu. Sebelum rasa lapar tiba, saya ingin menyiapkan sarapan. Dada
menganjurkan untuk makan bubur. Saya malas buat bubur, akhirnya saya siapkan
sarapan buah saja. Melon, mangga, dan apel. Jam9 pagi saya sarapan dengan
sepiring besar buah2an. Nikmat sekali karuniaNYA.
Pada saat hari ekadasi
berikutnya tiba, saya jalani puasa yg kedua.
Terimakasih Tuhan ....
Baba nam Kevalam ....
Pengalaman Puasa
Oleh: Komang Sudana (Shaunkara)
Oleh: Komang Sudana (Shaunkara)
Hari
pertama puasa saya lakukan pada hari kesebelas setelah bulan mati (Ekadashi),
sehari sebelum puasa! Tepatnya hari kesepuluh setelah bulan mati, malamnya saya
makan ringan yaitu makan buah yang saya isi yogurt. Besoknya di hari puasa,
pagi sebelum matahari terbit saya minum air putih satu gelas.
Selama puasa saya
merasa lapar, terutama pada jam-jam biasanya saya makan. Tapi saya merasakan
hal yang berbeda , biasanya pada saat tidak puasa saya merasa perih di lambung
karena lapar kalau telat makan, tapi saat puasa saya tidak merasakan perih di
lambung, bahkan lapar yang saya rasakan juga tidak berlebihan karena saya lakukan
aktifitas seperti biasa agar tidak terasa waktu berlalu, tapi malam harinya
istirahat saya sedikit terganggu karena beberapa kali terbangunkan oleh rasa
lapar.
Besoknya, pagi hari setelah matahari terbit,
saya buka puasa dengan minum satu liter air putih yang di isi jeruk nipis dan
garam, saat beru minum saya rasakan air yang masuk ke perut kemudian tersa
mengalir ke seluruh tubuh dan langsung di serap, belum abis satu liter air
jeruk nipis saya minum, say makan pisang lalu lanjut minum air jeruk nipis lgi
smpe abis satu liter. Sekitar satu jam baru perut saya terasa mules pingin
kebelakang, tapi kotoran yang keluar masih normal hanya saja sedikit cair, Ternyata kesalahannya adalah
saya kurang minum air putih setelah minum air yang di campur jeruk nipis dan
garam, karena air yang masuk langsung di serap oleh tubuh akibatnya stimulasi
dalam perut kurang sehingga pembersihan perut kurang maksimal.’’ GAGAL’’
Puasa kedua saya lakukan pada hari purnama. Malamnya
sehari sebelum puasa saya makan ringan, besoknya di hari puasa sebelum matahari
terbit saya minum air dua gelas. Saya jalani puasa seperti biasa tanpa lapar
yang berlebihan dan malamnyapun istirahat saya tidak begitu terganggu oleh rasa
lapar.
Besok
paginya setelah matahari terbit saya buka puasa dengan minum satu liter air
yang di isi jeruk nipis dan garam, saya minum abis dalam jangka waktu kurang
dari lima menit, kemudian makan pisang yang saya kunyah kasar,kemudian saya
minum air lagi satu liter sampai perut saya terasa begah kebanyakan air.
Setelah beberapa menit tubuh saya merasakan
reaksi, kepala terasa agak pusing seperti mabuk dan perut mulai mules seperti diare, tapi mulesnya tidak menyakitkan, dan
pingin segera ke belakang. Kotoran yang keluar berwarna kehitaman seperti lempengan lumut di selokan, Setelah kotoran keluar semua perut terasa ringan dan nyaman, badan terasa segar. ‘’BERHASIL’’ Sekarang saya rutin puasa satu sampai dua kali
sebulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar